Friday, March 6, 2009

Ketinggalan Pesawat...

Kadang kadang jalan sendiri ada ga enaknya juga kalau lagi ketemu masalah. Apalagi berada jauh di negeri orang, bahkan kadang ditempat asing yang sama sekali belum pernah kita lihat atau injak sebelumnya.
Kejadian yang menimpa saya contohnya, jadi pelajaran yang berharga untuk kemudian hari, bahwa sebaiknya sediakan waktu yang cukup panjang untuk transit pada saat pilih ticket penerbangan.
Kecenderungan saya adalah memilih perjalanan pulang dengan route sekaligus sambung menyambung untuk bisa langsung sampai di tanah air sesegera mungkin setelah jalan jalan berakhir. Pemikiran saya adalah sekaligus capek, sampai dirumah langsung bisa pijit dan bisa tidur sepuasnya.
Waktu itu perjalanan pulang yang saya tempuh adalah dari Dallas,TX ke New York, Istanbul Turki, Singapore – Jakarta. Ada 3x transit yang harus saya tempuh untuk dapat sampai di Cengkareng,dengan 3 penerbangan yang berbeda.
Masalahnya berawal dari antrian didepan counter AA di Dallas, dimana penerbangan domestik pagi itu cuma dilayani oleh 2 orang petugas counter untuk entah berapa banyak jurusan penerbangan sekaligus. Melihat petugas yang tidak bekerja efisien ,saya perhitungkan kira2 butuh 1 jam untuk bisa sampai didepan petugas dan dapat boarding pass. Kalau hanya terbang antar kota saya tidak begitu peduli, masalahnya saya hanya punya waktu 2 jam transit di New York ,untuk beralih ke penerbangan International menuju ke Istanbul.
Jadi saya tidak boleh ketinggalan penerbangan ini. Saya menghormati prosedur antiran, tetapi waktu saya sudah semakin mendesak dan kelihatannya perhitungan saya meleset, melihat waktu yang terus bergerak maju,sementara antrian bergerak maju sangat lambat. Saya masih bersabar sambil memikirkan bahwa setelah ini masih ada antrian check X-ray ,dan kelihatannya saya harus lari ke gate yang saya belum tahu berapa jauhnya dari check point.
Gate tidak bisa kita lihat dari papan petunjuk , karena belum waktunya boarding, tapi berdasarkan pengalaman saya boarding time penerbangan domestik di Amerika rata2 cuma seperempat jam sebelum terbang.
Jadi saya dengan panik mengacungkan tiket ,meneriakkan nomor penerbangan karena waktu tinggal lima belas menit lagi terbang,sedangkan saya belum dapat boarding pass. Akhirnya saya dipersilakan ke meja counter, tapi masalahnya belum selesai. Untuk penerbangan saya, kondisi bagasi sudah closed, sedangkan saya membawa koper yang tidak mungkin masuk cabin,disamping itu masih ada 1 travel bag besar yang rencananya akan saya masukkan bagasi juga. Maklum perjalanan pulang, jadi koper sudah penuh maksimal dengan oleh2 dan barang2 belanjaan . Wah…saya sempat marah2 karena pelayanan yang sangat lambat untuk ukuran penerbangan domestik. Akhirnya ada alternatif penerbangan lain ke New York yang kondisi bagage masih open , 15 menit lebih lambat, tapi mendarat di bandara La Guardia, sedangkan saya seharusnya mendarat di bandara Int’l JFK . Lalu saya tanya berapa jauh dari La Guardia ke JFK, kira2 20 menit pakai taxi. OK, saya setuju…dapat boarding pass, lalu lari ke X-ray check point. Memang pemeriksaan dibandara di Amerika super ketat, penerbangan domestikpun masih digeledah sampai semua barang2 dalam backpack saya dikeluarkan semua. Padahal backpack saya selalu bersih dari barang2 terlarang untuk terbang jaman sekarang, dengan aturan2 yang agak keterlaluan mengenai bawaan barang cair, kosmetik sekalipun.
Lolos dari pemeriksaan itu saya lari ke gate , karena waktu saya sudah berkurang 15 menit untuk lewat gerbang X-ray dan penggeledahan.
Dan akhirnya saya bisa masuk pesawat tepat pada waktunya. Mulai duduk pesawat saya sudah resah, biasanya begitu pintu ditutup,pesawat langsung bergerak menuju runway. Ini diam lama….sampai ada kira2 15 menit masih ditempat,tanpa ada pengumuman apa apa. Kepala saya sudah mulai berdenyut denyut….ini kelihatannya delay, karena waktu itu cuaca memang mendung tebal.
Saya berdoa , sampai amin pesawat belum juga berangkat. Akhirnya setengah jam dari jadwal baru pesawat take off. Berarti waktu saya hanya tersisa 1 jam 15 menit dari mendarat di La Guardia sampai terbang dari JFK. Itu masih cukup waktu kalau transit di bandara yang sama, paling2 harus lari2 lagi …Tapi ini masih harus tunggu bagasi keluar dari pesawat - naik taxi ke bandara JFK – check in –pemeriksaan X-ray (1 kali sebelum imigrasi, satu kali sebelum naik pesawat, yang jauh lebih ketat daripada pemeriksaan penerbangan domestik)- proses imigrasi – dan boarding. Wah…kelihatannya jadwal saya bakal kacau.
Penumpang yang duduk disebelah saya menganjurkan untuk pindah duduk ke depan supaya bisa cepat keluar dari pesawat, dan kemudian memang itu saya lakukan. Penumpang dikursi sebelah saya yang baru, seorang kakek2…menenangkan saya dengan meyakinkan bahwa pesawat lanjutan akan menunggu, setidaknya akan mengalihkan ke pesawat atau penerbangan lain yang sama tujuannya. Ini Amerika, katanya dengan bangga. Dalam hati saya…sok tau ah… saya sudah tau pasti penerbangan New York – Istanbul sangat langka. Ada juga mungkin yang putar2 lewat sana sini dan bisa makan waktu lebih dari 24 jam.
Singkatnya setelah berhasil menembus kemacetan New York, pakai taxi dengan tarip $26 dari La Guardia ke JFK, saya tiba di counter Turkish Airline tepat saat petugas sudah akan meninggalkan counter berhubung pesawat sudah take off…..duhhh!!
Untung mereka masih ada ditempat, sehingga langsung saya diproses untuk bisa terbang ke Istanbul keesokan harinya, sekaligus menggeser penerbangan lanjutan dengan pesawat yang sama untuk ke Singapore tiga hari berikutnya.
Saya juga dapat penginapan di Istanbul atas biaya Turkish Airline berhubung mereka tidak ada jadwal terbang ke Singapore pada hari yang sama. Beruntung juga tiket saya tidak hangus karena kesalahan dari delay penerbangan AA , yang waktu itu masih satu aliansi dengan Turkish Airline.
Berarti diluar rencana saya harus bermalam di New York. Saya akan berusaha meng claim hotel pada AA, tapi lebih dulu saya harus menyimpan koper ke luggage storage supaya saya lebih bebas bergerak mengurus ini itu.
Setelah koper saya titipkan di storage, saya bergegas mencari kantor penerbangan SQ untuk mengganti tanggal penerbangan ke Jakarta. Langsung confirm berhubung waktu itu bukan musim liburan anak2 sekolah, dan tanpa biaya tambahan apapun, padahal tiket saya sebetulnya non–endorsable non-returnable dan non-non lainnya.
Berikutnya saya harus cari counter AA yang bikin rusak jadwal saya, untuk claim hotel malam itu. Counter AA beralasan macam2 menghindar dari tanggung jawab, sampai akhirnya saya terlalu capek untuk bertengkar. Tenaga dan emosi saya sudah terkuras habis untuk mondar mandir . Bayangkan saja kantor penerbangan yang satu dengan yang lain berbeda terminal , didalam kompleks bandara JFK yang begitu luas sehingga harus pakai sky train penghubung antar terminal……gratis, tapi letak stasiunnya dilantai paling atas dari tiap2 bangunan terminal, sehingga saya harus jalan naik turun tangga yang jaraknya lumayan jauh. Pada bulan november, dalam suhu udara sekitar 8 derajat saya masih bisa berkeringat….Akhirnya saya menyerah, beli voucher hotel untuk semalam di New York.
Sebelum ke hotel ,saya terpaksa harus kembali ke storage untuk mengambil perlengkapan mandi, kosmetik, perlengkapan tidur dan tidak lupa perlengkapan minum kopi yaitu kumparan pemanas air dan kopi bubuk serta gula pasir bekal dari tanah air. Itu penting untuk menebus kelelahan saya setengah harian tadi. Semuanya saya masukkan dalam backpack, dan menumpang shuttle bus hotel.
Betul2 bus yang penuh dengan crew dan penumpang transit ,sehingga check in hotelpun masih harus antri panjang. Saya sudah tidak berminat jalan2 ke kota karena hari sudah gelap, lelah dan udara diluar sangat dingin plus hujan rintik2.
Keesokan harinya saya langsung jalan2 ke kota naik subway sampai menjelang waktunya kembali ke airport.
Kali ini tidak boleh telat check in, jadi waktu counter buka saya berada diurutan antri paling depan. Ada lagi urusan menjengkelkan , status saya yang kemarin sudah confirm berubah jadi waiting list nomor satu ,berhubung ada rombongan pejabat pemerintahan Turki yang harus pulang hari itu…. Jadi koper saya disisihkan diujung counter, sampai nanti kalau sudah dapat boarding pass baru koper naik ke conveyor. Tidak heran jalur ini selalu penuh, karena hanya terbang sehari sekali itupun tidak setiap hari, dan penerbangan lain jarang yang punya route ini.
Saat boarding tiba saya mendapat boarding pass. Berarti saya harus lari2 lagi ke gate. Ketika melihat koper saya masih tergeletak diujung counter, saya segera meminta petugas untuk menaikkannya ke conveyor sambil menunjukkan boarding pass ditangan. Tiba tiba petugas counter menarik kembali boarding pass saya berhubung yang punya hak muncul, betul2 berlangsung sekejap, dan pemilik sebenarnya langsung kabur ke antrian pemeriksaan barang. Saya masih berusaha minta upgrade ke business class, tapi tidak ada seat sama sekali. Selain saya masih ada 3 penumpang waiting list lain yang juga batal terbang.
Tiket saya dirubah lagi untuk jadwal besok, sambil minta kepastian status. Katanya Confirm. Kejengkelan mulai timbul ketika tahu bahwa voucher hotel di Istanbul tidak bisa dialihkan ke New York. Berarti malam ini saya harus keluar biaya hotel lagi. Uhhh….. Belum hilang kejengkelan tadi, tiba2 saya sadar bahwa koper saya sudah terbawa masuk conveyor. Astaga……koper saya terbawa terbang ke Istanbul…tidak tertahan langsung saya menangis. Kali ini kesalahan mereka tidak terampuni….spontan perbendaharaan Inggris marah2 saya keluar dengan lancar, hasilnya voucher akomodasi semalam disebuah hotel kecil dekat bandara, berikut airport transfer. Saya tidak perduli hotelnya seperti apa pokoknya saya tidak usah rugi lebih banyak lagi.
Tidak lupa saya mengancam mereka untuk menahan luggage saya di Istanbul, dengan mengirimkan telex , karena tag dikoper saya adalah jurusan Singapore.
Sekarang saya sudah kesusahan di New York tanpa perlengkapan apapun kecuali yang ada di backpack, jangan sampai di Istanbul sengsara lagi karena kopernya terbang ke Singapore.
Saya tunggu mereka memberikan copy telex yang isinya perintah menahan bagasi nomor sekian sekian di Istanbul sampai saya mengambilnya.
Segera setelah menyerahkan copy telex, petugas2 counter serentak kabur, takut saya minta macam macam lagi.
Karena sudah tidak punya koper selain backpack, saya melenggang ke shuttle ‘minibus’ menuju ke hotel gratis yang letaknya dekat airport. Penumpang lainnya hanya 2 orang pilot yang selesai bertugas. Rupanya saya ditempatkan di corporate hotel khusus untuk pilot2 macam2 penerbangan. Lumayan menyenangkan, pemandangan di dining room jadi segar ….isinya pilot muda pilot tua semua gagah dan ganteng2. Pantas para pramugari di pool di hotel lain. Sejenak lupa bahwa saya tidak punya selembar T shirt pun didalam backpack, rupanya masuk ke koper waktu buru2 memindahkan muatan tadi pagi, termasuk peralatan contact lens. Untuk mencari peralatan contact lens malam2 di daerah sepi begitu mana mungkin. Mana hotelnya gaya motel, begitu buka pintu kamar langsung brrr…..dinginnya minta ampun. Untuk ke dining room yang letaknya dibangunan lain saja saya sudah mengerahkan semua perlengkapan yang ada didalam backpack…sweater, shawl, jacket, topi wool. Itupun sesampai di dining room ,pemanas ruangan di dalamnya masih kurang memadai untuk kondisi saya yang lapar berat dan lelah fisik plus mental. Saya makan sekenyang kenyangnya malam itu untuk melawan hawa dingin. Lalu cepat2 saya kembali ke kamar, karena pemanas disana lebih baik dari di ruang makan.
Saya sempat membuat kopi tubruk setelah puas berendam dalam air panas,hasilnya badan jadi segar lagi. Wah…saya lupa mengabari orang rumah tentang keterlambatan pulang ,pasti mereka sudah menunggu seharusnya hari ini saya sudah tiba di Jakarta.
Baru bicara sebentar, batere hape saya keburu habis, setelah cari2 charger di backpack, kecut lagi hati saya…yang ada charger camera!!!! Dingin2 saya terpaksa ke lobby untuk cari internet. Tipis harapan bisa pinjam charger hape, mengingat hape yang dipakai orang2 Amrik model kuno2.
Besok paginya setengah harian saya keliling kota lagi. Perjalanan selanjutnya luar biasa…bebas overweight yang kemarin, dapat business class, priority boarding, diantar sama manager airline sampai ke pesawat…..wah!!! Padahal masih pakai baju kemarin, dandanan seadanya…..cuma pakai bedak compact dan lipstick!!
Sampai di Istanbul dijemput manager on duty , ambil luggage dan diantar ke hotel.

No comments:

Post a Comment