Tuesday, December 16, 2008

Toiletteries Hotel


Adalah suatu kebiasaan saya mengambil jatah sabun dan shampoo hotel dengan nama hotel tercetak dikemasannya,untuk saya simpan satu set komplit dan dibawa pulang. Sabun dan shampoonya biasa biasa saja,tapi bentuk kemasannya unik2 dan labelnya bagus bagus. Jadi saya selalu membawa sabun dan shampoo untuk dipakai dalam perjalanan, bahkan kalau harus share kamar dengan orang lain sayapun rela mereka memakai sabun dan shampoo yang saya bawa supaya jatah toileterries hotel bisa saya ambil. Pernah saya harus berbagi kamar dengan teman yang juga suka dengan barang2 tersebut, jadi satu set jatah hari ini masuk koper teman - jatah hari esoknya bagian saya. Kalau hanya semalam dan harus berbagi sabun hotel,saya keliling cari kereta house keeping dan minta lagi satu set sama room maid.
Toileterries itu kemudian jadi koleksi yang menarik setelah sampai rumah saya susun dalam rak kaca . Saya lakukan itu sampai sekarang.
Semakin mahal tarif hotel, semakin komplit toileterries yang disediakan sampai body lotion,conditioner,deterjen bubuk,sikat gigi, sewing kit, sisir ,pisau cukur. Tapi sungguh saya tidak pernah membawa pulang handuk dan asbak hotel. Beda dengan hotel2 sederhana, sabunnya bahkan kemasan langsung produk tanpa label hotel,jelas tidak saya angkut pulang. Belakangan ini hotel2 banyak yang menyediakan sabun cair dalam dispenser yang dilekatkan di dinding,sehingga tidak ada yang bisa dibawa pulang.

Chain hotel biasanya punya design toiletteries yang seragam disemua negara, kadang2 hanya pada labelnya tercantum nama kota. Kalau tidak ada nama kotanya..saya tidak berminat,kecuali mereka mengeluarkan design baru.

Botol & kemasan sabun unik saya dapatkan waktu menginap di hotel berlokasi pada suatu bekas area pertambangan di Malaysia. Bagian luarnya dilapisi bahan prop tipis sehingga botolnya tampak seperti gabus bahan penyumbat botol jaman dulu. Kotak sabun tangannya dibuat dari corrugated box yang cantik disainnya.
Ada shower soap berbentuk seperti bola golf dengan tali penggantung yang saya dapat waktu menginap disebuah hotel di Madrid.
Satu satunya jenis botol sabun & shampoo yang warna tutupnya luntur kebadan botol sewaktu sampai dirumah adalah dari hotel2 di Guangzhou,Shenzen,Guilin dalam rangkaian satu perjalanan sekian puluh tahun yang lalu, tapi tidak saya buang buat kenang kenangan.
Pernah dapat juga sabun cair yang dikemas dalam guci keramik bakar, dengan tali rami dileher gucinya. Itu dapatnya dari sebuah hotel di Bandung. Koleksi dari Las Vegas bagus bagus dan mewah,ada yang dari kaca ,sayang pecah diperjalanan.
Mode rata rata label sabun hotel di Australia tahun 90 an agak lain dari biasanya. Nama hotelnya cuma kecil saja tercetak dibawah,sementara sebagian besar bidangnya dihias lukisan bunga natural maupun kontemporer, motif motif abstrak atau gambar grafis pop art yang menarik.
Pada satu kesempatan saya menginap disebuah hotel kecil di Amsterdam yang kebetulan berulang tahun ke 50, mereka spesial mengemas sabun dan shampoonya dalam wadah keramik biru putih,bahkan ada nampan kecilnya dari keramik juga. Saya sampai bilang dulu ke manajernya minta untuk diperbolehkan membawa keramik itu. Manajernya malah senang sekali dan kemudian saya diberi sekotak coklat yang diletakkan diantara jerami didalam peti kayu kecil. Peti kayunya bergambar bunga bunga tulip aneka warna, diikat dengan pita merah putih biru ,dan ada kartu 50th Anniversary of........ lupa nama hotelnya ,lengkap dengan tandatangan manajer hotel. Coklatnya saya makan, peti kayunya saya pakai untuk menaruh dua botol keramik dan nampan porselin tadi, jeraminya saya pakai buat ganjal supaya tidak pecah. Kemudian saya masukkan dalam backpack. Keesokan harinya saya bangun terlambat dan harus terburu buru check out untuk mengejar kereta api ke Paris, sedangkan saya butuh waktu untuk mengambil koper yang saya simpan di locker setasiun ,memang sedikit panik. Rupanya kotak kayu saya tertinggal di counter hotel atau barangkali di counter ticket kereta api, sebab saya bahkan tidak sempat memasukkan souvenier cantik itu kedalam koper. Mestinya sekarang hotel itu sudah berulang tahun ke 60 atau lebih.

Di Youth Hostel, tidak pernah disediakan sabun, malahan isi botol sabun saya berkurang kalau ketinggalan dikamar mandi.
Maklum kamar mandi satu dipakai banyak orang dimana tamunya rata2 backpackers yang jarang mandi dan mungkin juga mereka pakai karena mengira sabun hostel. Paling kalau kepergok nyengir sambil bilang thanks... hitung2 amal.
Selain pernah pecah, saya juga mengalami isi botol yang tumpah dikoper karena tutupnya longgar,sehingga saya harus mencuci barang2 yang terkena tumpahan. Sejak itu tiap perjalanan saya selalu membawa lakban untuk direkatkan bagian leher botol ,lalu masuk kedalam kantong plastik.

No comments:

Post a Comment