Friday, March 6, 2009

Speed Trap

Masing2 wilayah punya cara sendiri untuk menghambat laju kendaraan dijalan raya. Kalau di Indo rata2 berupa polisi tidur, dan biasanya banyak terdapat didaerah perumahan/kompleks.
Di India, jalan2 didalam kota kota besar seperti New Delhi, dimana macet juga separah di Jakarta, masih diberi penghalang dimana mana. Tadinya saya pikir ada perbaikan jalan atau kecelakaan, ternyata memang begitu adanya setiap saat, kata sopir taxi yang membawa saya dari Bandara ke hotel di tengah kota.
Penghalangnya berupa dua buah struktur kaki tiga ,dihubungkan dengan palang kayu yang dililit kawat duri mirip barikade jaman perang. Dipasang melintang berjarak sekitar 20 meter dengan posisi bersilangan di jalan. Selalu terdiri dari 3 rintangan. Jadi semua kendaraan mau tidak mau harus slalom ,tidak bisa jalan lurus…akibatnya jalan yang sudah sesak jadi makin penuh dan macet…ditambah klakson mobil dan motor yang bersahut sahutan, lengkap sudah kacaunya suasana di jalan raya.
Tabrakan kecilpun sering terjadi. Tapi tingkah pengendara yang hobby membunyikan klakson boleh ditiru. Tidak pernah keluar sepatahpun caci maki , teriakan atau umpatan dari mulut pengemudi. Motorpun juga banyak yang bersenggolan sampai gubraak…masing2 bangun lagi dan jalan terus, tanpa emosi dan kerubungan orang2 lain.
Diluar kota, jalanan banyak dilalui gerobak besar2 yang mengangkut jerami sampai tinggi, ditarik onta dan berjalan lambat sekali. Itupun tidak membuat pengemudi kendaraan dibelakangnya naik darah, paling2 membunyikan klakson dengan santai. Dan memang umum dibagian belakang gerobak ada tulisan besar2 HORN PLEASE….hehehe…. Selain itu didaerah luar kota juga diperbolehkan kendaraan macam bajay lewat dengan muatan 6 orang termasuk supir didalamnya!!!! Sama2 slalom bareng2 gerobak dan motor bermuatan 4 orang.
Ada speed trap jenis lain, yang saya jumpai dijalan2 highway dari Amman di utara Jordan sampai Adaba dibagian Selatan. Speed trap yang ada disana berupa baja setengah bulat sebesar kepalan tangan, yang ditanam di polisi tidur landai dan lebarnya sampai 1 meter. Jarak pasang besi baja masing2 20 cm berbaris rapih , tersebar merata selebar polisi tidur tadi. Jadi roda kendaraan yang melintas diatasnya bakal gredek gredek gredek dengan irama yang sama tiap2 melindas speed trap itu. Berkendaraan melintas highway King Husein……dari Utara ke Selatan selama 5 jam,dan 5 jam lagi untuk perjalanan kembali membuat saya akrab dengan gredek gredek itu, sampai tidurpun tidak lagi terganggu. Apalagi pada kesempatan itu saya ada didalam taxi charter, Mercedes keluaran terbaru, dengan tempat duduk berjok kulit... nyaman luar biasa.
Saya bertanya untuk apa speed trap begitu banyak dipasang di Highway yang sepi, sedangkan dikanan kiri jalan hanya padang pasir, bukan desa dimana banyak orang lalu lalang. Kadang2 saja terlihat kelompok Bedouin dengan tenda2nya dikejauhan ditengah padang pasir. Rupanya untuk melindungi onta dan ternak yang menyeberang jalan. Onta disana merupakan simbol status, ukuran kaya tidaknya seseorang dari banyaknya onta yang dimiliki. Bahkan untuk melamar seorang gadis, onta adalah mas kawin yang paling tinggi nilainya. Jadi Mercedes yang saya tumpangi tidak ada apa2nya dibanding onta!!
Jalan disana mulus dan mengilap seperti mengandung minyak,sehingga selalu tampak seperti habis disiram hujan, padahal hampir tidak pernah ada hujan.
Speed trap yang saya lihat di sepanjang perjalanan dari Pnom penh sampai Siem Reap berupa polisi tidur kecil kecil sebanyak 2 buah, diantaranya ada besi panjang2 yang ditanam dengan posisi menyerong dengan jarak kira2 30 cm.
Speed trap ini banyak terdapat pada jalan raya antar kota, dimana pada tiap2 mulut jalan desa dipasang sebanyak 2 buah. Efeknya sama yaitu gredek gredek juga, hanya karena saya menumpang bus umum yang muatannya berat, maka tidak terlalu terasa.
Umumnya jalan yang saya lalui di Kamboja ini sempit sempit. Bahkan ada satu ketika bus harus melintasi sungai menggunakan ferry. Itu waktu naik dari perbatasan Vietnam-Kamboja menuju ke Pnom penh ,melintasi sungai Mekong di daerah yang namanya Neak Leoung.

No comments:

Post a Comment