Friday, March 6, 2009

Tidur di Bandara Chile

Buat saya yang sering traveling sendiri, menghemat pengeluaran untuk hotel adalah wajib. Salah satunya dengan cara pilih penerbangan malam supaya bisa tidur dipesawat. Kadang2 kalau jarak terbangnya tidak terlalu jauh, walaupun sudah mengambil pesawat yang paling akhir, tiba ditempat tujuan masih terlalu pagi.
Saat itu saya tiba jam 1.00 pagi di Terminal domestic Bandara Arturo Benintez - Santiago Chile dari Cuzco. Gedung bandaranya modern, bersih, kelihatan masih baru. Sebetulnya saya hanya transit sebelum terbang ke Dallas jam 10 malam. Jadi ada waktu luang 22 jam , yang memang saya atur supaya bisa jalan2 di Santiago seharian . Target saya tidak mau keluar uang untuk hotel.
Saya dapat informasi dari internet bahwa Bandara Santiago punya fasilitas storage untuk bagasi, taripnya USD 10 untuk 24 jam.
Nah begitu keluar dari imigrasi, langsung saya cari storage untuk menyimpan koper. Prosedurnya lancar2 saja. Tidak lupa saya mengeluarkan handuk dan sikat gigi dari koper ke dalam backpack.
Setelah cuci muka dan sikat gigi, mulailah saya mencari tempat untuk istirahat sambil menunggu pagi. Ruang tunggu bandara sepi, dan disatu sudut yang agak sebelah pinggir saya mendapatkan sederet bangku kosong , dimana pada deret deretan didekatnya sudah banyak backpackers yang tidur disana, kurang lebih 20 orang . Persis seperti pengungsi. Segera saja saya ambil posisi tidur berbantalkan backpack , menutup muka dengan topi , dan mulai tidur2 ayam. Tapi pada waktu itu musim gugur, suhu udara lumayan dingin dan bangku deret 4 seater yang saya tiduri itu terbuat dari besi bolong2. Walaupun saya sudah pakai jaket dan shawl , tetap saja dinginnya bangku mengganggu kenyamanan saya, takut masuk angin.
Cepat2 saya kembali ke storage, bongkar koper dan mengambil selimut curian dari pesawat untuk saya gelar diatas bangku besi. Rencananya supaya bisa tidur 2-3 jam, biar nanti jalan2 ke kota sudah segar.
Memang kemudian saya tidak lagi kedinginan, tapi tetap hanya tidur2 ayam, karena saya harus tetap waspada takut kalau passport atau uang saya dicuri orang. Saya tidur menghadap kaca jendela, supaya mudah terbangun kalau sudah terang. Sesekali saya mengintip, semua masih tenang2 tidur ditempat masing2.
Tiba2 saya terbangun pada saat keadaan sudah terang benderang diluar kaca jendela dihadapan saya. Saya membuka mata lebar2, lalu terduduk dengan terkejut menyadari bahwa sekeliling saya sudah penuh dengan calon penumpang yang memenuhi ruang tunggu. Backpackers yang lainnya sudah menghilang. Sambil menahan malu, masih setengah2 limbung saya buru2 membereskan selimut dan langsung ke toilet untuk cuci muka , sikat gigi. Ternyata sudah jam 7 pagi, ooo… saya tidak sanggup membayangkan berapa lama saya jadi tontonan orang2 disitu sementara saya tergeletak tidur berselimut dibangku tunggu, mungkin juga mendengkur.
Setelah itu saya segera mengembalikan selimut beserta peralatan mandi kedalam koper di storage, cari kopi lalu cari bis menuju kekota untuk jalan2 sampai sore nanti.
Sebetulnya bukan sekali itu saya tidur di bandara atau setasiun kereta api, dan banyak juga turis yang menggunakan strategi itu, tapi yang paling memalukan ….di Santiago.

No comments:

Post a Comment