Setiap mau naik
pesawat, dimana memungkinkan kita untuk check in online, biasa selalu saya
memilih tempat duduk yang dibarisan tengah, selalu dekat aisle supaya mudah
kalau mau ke toilet atau menyelonjorkan kaki sedikit keluar batas tempat
duduk. Memilih tempat
duduk di deretan tengah, kadang 3 atau 4 seat berderet, dengan harapan
sebelah2nya kosong, apalagi untuk penerbangan
malam dan jarak jauh, supaya bisa tiduran sendiri sederetan. Biasanya saya pilih
bagian ekor atau belakang sekali karena,jarang orang yang mau duduk disitu.
Pernah sekali
kejadian saya dapat tempat duduk yang seperti ini,bisa tidur semalaman dengan
nyaman. Tapi resikonya duduk dipaling belakang ya keluar pesawat antrinya paling
lama. Kebetulan waktu itu saya harus transit, dengan waktu yg sebetulnya masih
cukup, tapi saya harus cepat2 cari tahu gate keberangkatannya jauh atau dekat, bahkan
siapa tahu harus pindah terminal.
Ya lari2 dikit, sambil
cari2 petunjuk arah smoking room terdekat, penting itu.
Duduk paling belakang
ada enaknya juga. Pernah satu kali pramugari menawarkan pada saya kid set
souvenir jatah penumpang anak2. Ooo…saya terima dengan senang hati, buat oleh2
keponakan.
Tapi kalau tempat
duduk tidak bisa milih seperti yang ditentukan dalam penerbangan2 menggunakan
low cost carrier, ya apa boleh buat, terpaksa terima apa adanya seat.
Ada juga penerbangan
low cost yang free seat. Ini enak, tanpa nomor tempat duduk. Pilih sesukanya waktu
masuk pesawat.
Paling tidak enak
kalau duduk di emergency exit, didekat sayap pesawat.
Ruang untuk kaki
memang sedikit lebih lebar, tapi tidak boleh taruh barang dibawah tempat duduk
depan kita. Jadi tidak ada injakan buat kaki, sedangkan kebiasaan saya adalah
bawa backpack kecil, pas masuk dikolong tempat duduk depan, sehingga bisa
dijadikan injakan kaki supaya tidak pegal2 karena posisi kaki menggantung.
Mana tray untuk makan
biasanya dilipat sandaran tangan, jadi aja sedikit lebih repot kalau mau makan.
Dari sekian banyak
terbang, tempat duduk paling nyaman sampai saat
ini didominasi oleh pesawat2 Timur Tengah, jok kulit, sandaran kepala
bisa dilipat dikanan kiri kepala sehingga kalau kita tidur tidak kuatir kepala
orang sebelah parkir dipundak kita.
Bahkan sekarang sudah
lebih canggih dari jaman dulu.
Masing2 tempat duduk
punya layar monitor,bisa pilih mau nonton film, TV dengar music atau main game
disepanjang perjalanan.
Beberapa diantaranya
pakai layar sentuh….waah…terbang jaman sekarang sudah tidak perlu bawa buku
untuk membunuh rasa bosan terbang jarak jauh.
Film2 yg disediakan
juga banyak, kategorinya juga komplit, lengkap dengan terjemahan macam2 bahasa.
Games nya juga OK sekali, ada buat anak2, ada buat asah otak.
Tapi yg saya kurang
tahu apakah ada hubungan antara tekanan udara diatas sana dengan kecepatan daya
pikir. Kalau saya main Sudoku, butuh waktu lebih lama untuk mikir daripada kalau
saya di daratan.
Paling sengsara kalau
duduk disebelah orang yang besar, bakal tidak kebagian arm rest. Belum lagi
kalau permisi mau keluar dari tempat duduk, repotnya geser badan itu lho.
Berhubung saya banyak
terbang sendiri tanpa teman, saya suka mengamati penumpang yang duduk dekat2
sekitar saya duduk.
Kalau kebetulan
pasangan bule suami istri, biasanya anteng.
Rombongan atau grup
orang Cina biasanya doyan sekali ngobrol keras2 dan teriak2an sesama teman tanpa
peduli penumpang lainnya.
Penumpang berbahasa
Spanyol juga doyan ngomong. Kalau sudah ngobrol bisa 2 jam terbang bicara
dengan tempo cepat sahut2an tanpa jeda.
Tempat duduk
dideretan paling depan kelas ekonomi ( saya belum pernah terbang dengan kelas
bisnis, kecuali beruntung dipindahkan kesana entah dengan alasan apa).
Ruang depan kakinya
memang luas, tapi tidak ada tempat buat taruh backpack untuk injakan kaki…sengsaraaaa…..
Apalagi kalau monitor TV nya besar buat tontonan bareng2 (bukan personal), wah
dongak banget .
No comments:
Post a Comment