Friday, February 22, 2013

Tempat duduk pesawat



Setiap mau naik pesawat, dimana memungkinkan kita untuk check in online, biasa selalu saya memilih tempat duduk yang dibarisan tengah, selalu dekat aisle supaya mudah kalau mau ke toilet atau menyelonjorkan kaki sedikit keluar batas tempat
duduk. Memilih tempat duduk di deretan tengah, kadang 3 atau 4 seat berderet, dengan harapan sebelah2nya kosong, apalagi untuk penerbangan malam dan jarak jauh, supaya bisa tiduran sendiri sederetan. Biasanya saya pilih bagian ekor atau belakang sekali karena,jarang orang yang mau duduk disitu.
Pernah sekali kejadian saya dapat tempat duduk yang seperti ini,bisa tidur semalaman dengan nyaman. Tapi resikonya duduk dipaling belakang ya keluar pesawat antrinya paling lama. Kebetulan waktu itu saya harus transit, dengan waktu yg sebetulnya masih cukup, tapi saya harus cepat2 cari tahu gate keberangkatannya jauh atau dekat, bahkan siapa tahu harus pindah terminal.
Ya lari2 dikit, sambil cari2 petunjuk arah smoking room terdekat, penting itu.
Duduk paling belakang ada enaknya juga. Pernah satu kali pramugari menawarkan pada saya kid set souvenir jatah penumpang anak2. Ooo…saya terima dengan senang hati, buat oleh2 keponakan.

Tapi kalau tempat duduk tidak bisa milih seperti yang ditentukan dalam penerbangan2 menggunakan low cost carrier, ya apa boleh buat, terpaksa terima apa adanya seat.
Ada juga penerbangan low cost yang free seat. Ini enak, tanpa nomor tempat duduk. Pilih sesukanya waktu masuk pesawat.

Paling tidak enak kalau duduk di emergency exit, didekat sayap pesawat.
Ruang untuk kaki memang sedikit lebih lebar, tapi tidak boleh taruh barang dibawah tempat duduk depan kita. Jadi tidak ada injakan buat kaki, sedangkan kebiasaan saya adalah bawa backpack kecil, pas masuk dikolong tempat duduk depan, sehingga bisa dijadikan injakan kaki supaya tidak pegal2 karena posisi kaki menggantung.
Mana tray untuk makan biasanya dilipat sandaran tangan, jadi aja sedikit lebih repot kalau mau makan.

Dari sekian banyak terbang, tempat duduk paling nyaman sampai saat  ini didominasi oleh pesawat2 Timur Tengah, jok kulit, sandaran kepala bisa dilipat dikanan kiri kepala sehingga kalau kita tidur tidak kuatir kepala orang sebelah parkir dipundak kita.
Bahkan sekarang sudah lebih canggih dari jaman dulu.
Masing2 tempat duduk punya layar monitor,bisa pilih mau nonton film, TV dengar music atau main game disepanjang perjalanan.
Beberapa diantaranya pakai layar sentuh….waah…terbang jaman sekarang sudah tidak perlu bawa buku untuk membunuh rasa bosan terbang jarak jauh.
Film2 yg disediakan juga banyak, kategorinya juga komplit, lengkap dengan terjemahan macam2 bahasa.
Games nya juga OK sekali, ada buat anak2, ada buat asah otak.
Tapi yg saya kurang tahu apakah ada hubungan antara tekanan udara diatas sana dengan kecepatan daya pikir. Kalau saya main Sudoku, butuh waktu lebih lama untuk mikir daripada kalau saya di daratan.

Paling sengsara kalau duduk disebelah orang yang besar, bakal tidak kebagian arm rest. Belum lagi kalau permisi mau keluar dari tempat duduk, repotnya geser badan itu lho.
Berhubung saya banyak terbang sendiri tanpa teman, saya suka mengamati penumpang yang duduk dekat2 sekitar saya duduk.
Kalau kebetulan pasangan bule suami istri, biasanya anteng.
Rombongan atau grup orang Cina biasanya doyan sekali ngobrol keras2 dan teriak2an sesama teman tanpa peduli penumpang lainnya.
Penumpang berbahasa Spanyol juga doyan ngomong. Kalau sudah ngobrol bisa 2 jam terbang bicara dengan tempo cepat sahut2an tanpa jeda.

Tempat duduk dideretan paling depan kelas ekonomi ( saya belum pernah terbang dengan kelas bisnis, kecuali beruntung dipindahkan kesana entah dengan alasan apa).
Ruang depan kakinya memang luas, tapi tidak ada tempat buat taruh backpack untuk injakan kaki…sengsaraaaa….. Apalagi kalau monitor TV nya besar buat tontonan bareng2 (bukan personal), wah dongak banget .

No comments:

Post a Comment