Wednesday, November 10, 2010

Ojek Tour...Tuk Tuk Tour

-->Pengalaman tour pakai ojek saya rasakan di Ho Chi Minh City atau dulunya Saigon.
Kota tua ini asyik dinikmati. Kota kecil dengan jalan raya lebar lebar, bangunan bangunan kuno peninggalan kebudayaan Perancis, dan jajanan khas Vietnam yang enak enak dan murah.
Perempatan jalannya luaaaas , ataupun kalau berupa bunderan tanpa lampu merah selalu penuh dengan motor !!
Mungkin disini lebih banyak motor daripada kendaraan jenis lainnya.
Pertama tama yang menyarankan jalan2 pakai motor ya orang2 di hostel.
Sesama penginap cerita bahwa mereka sewa motor untuk kemana mana, berhubung saya tidak bisa naik motor, ya terpaksa sewa motor sama drivernya.
Banyak juga motor yg mangkal didepan hostel, tinggal pilih2 motor , helm dan sopir yg bersih.
Jadilah tawar menawar tarip motor seharian, boleh minta diantar kemana saja mulai jam 10 pagi sampai jam 4 sore . Enak juga naik motor , hemat waktu dan murah, cuma 5 USD biayanya.
Di Vietnam USD berlaku untuk transaksi, umum dipakai untuk pembayaran segala belanjaan, jajan, jasa termasuk ongkos ojek .
Buat saya memang lebih enak pegang USD, krn uang pecahan lokalnya kecil2, sehingga kalau terima kembalian dalam “dong” bisa setumpuk., bikin pusing.
Yang saya takutkan kalau sampai di perempatan besar. Motor yang buanyak itu langsung bruuuulll…serentak maju.

Tapi mereka semua jalannya pelan pelan tidak ada yg ngebut, jadi tidak begitu mengerikan seperti bayangan saya semula.
Justru lebih ngeri menyeberang jalan. Saya selalu menunggu orang yang akan menyeberang, nebeng rombongan yang agak banyak.
Sebab pernah saya mau kearah seberang yang sana, tau2 yang saya ikuti beda tujuan,saking luasnya perempatan. Daripada saya harus nyeberang sendirian, terpaksa saya ikut keseberang yang salah, baru dari sana cari tebengan lagi nyeberang kearah yg saya tuju.
Ternyata saya lihat banyak turis2 bule juga pake jasa ojek keliling kota. Selain itu sopir ojek juga bisa cerita banyak tentang obyek2 wisata yg ada disekitar sana, dengan bahasa Inggris seadanya tapi lumayan lah.
Selesai tour pakai ojek,badan pegal2 karena ga biasa mbonceng motor, otot2 pada kaku semua.
Di Cambodia lain lagi ceritanya. Saya menggunakan bus umum dari Vietnam (Ho Chi Minh City) ke Pnom Penh. Begitu tiba di terminal Pnom Penh,langsung dikerubuti sopir2 tuktuk, semacam beca beratap yang ditarik sepeda motor…. Transaksi pakai USD karena saya juga belum punya kesempatan ke money changer. Tuktuk di Pnom Penh bisa memuat 4 orang sekaligus,tempat duduknya 2 berhadap2an. Atapnya lebar sehingga sopir juga terlindung . Di Pnom Penh ini route pertama adalah cari hotel, karena hotel yang saya booking via internet tutup seminggu sebelum kedatangan saya….kok bisa ya ada kebetulan seperti itu, hilanglah uang muka yang saya bayarkan. Lalu saya diantar sopir tuk tuk mencari hotel lain disekitar situ. Sopir itu juga yang saya sewa beberapa hari selama saya keliling Pnom Penh.

Saya booking hotel di kota Siem Reap juga via internet, dibilang jemputan gratis dari airport, boat quay atau terminal bus. Berhubung saya juga menggunakan bus dari Pnom Penh ke Siem Reap,saya dijemput di terminal bis
Saya bayangkan dijemput pakai bus atau sejenisnya, ternyata yang jemput adalah tuk tuk lagi,
Ya hayo aja…selanjutnya receptionist hotel bilang bahwa tuktuk bisa disewa untuk jalan2 keliling kota..ooo..saya langsung paham dan transaksi dgn tuktuk yang tadi menjemput di terminal bus. Ongkosnya tidak jauh beda dengan ojek di Ho Chi Minh City dan di Pnom Penh.
Tuk tuk di Siem Reap lebih kecil, hanya bisa muat 2 orang dan atapnya juga hanya melindungi bagian penumpang.
Situasi jalan raya di Siem Reap lebih santai, tidak banyak kendaraan pribadi hilir mudik, tapi debunya lumayan banyak. Tuk tuk ini juga saya sewa beberapa hari untuk ke kompleks Angkor , Ta Promh dan ke Tonle Sap Lake.
Bahkan ke airport waktu meninggalkan Siem Reap juga naik tuk tuk….

No comments:

Post a Comment